Rabu, 11 Mei 2016

Internet Murah dan Jangkauan Luas? Pakai AXIS, Karena yang Murah Tidak Selalu Murahan


Di zaman maju seperti ini, keberadaan komunikasi konvensional sepertinya mulai tergeser, tergerus oleh perkembangan pesat internet. Sering diriwayatkan oleh guru dan kerabat yang lahir lebih dulu dari saya; dulu kalau mau bicara, ya harus ke orangnya. Memang sudah ada pos, tapi kurang efektif untuk komunikasi jarak dekat.

Perlahan keberadaaan teknologi mulai merambah sektor telekomunikasi. Setelah telepon rumah mulai populer saat itu, handphone pun hadir menggesernya. Sampai sekarang keberadaannya sepertinya masih belum bisa digeser oleh teknologi lain. Hanya saja, mungkin handphone mulai bertransformasi menjadi media komunikasi beragam fitur. Saat menggenggam sebuah handphone, seakan-akan kita bisa menggenggam dunia, menyatukan ufuk barat dan ufuk timur menjadi satu. Apa mungkin? Ya, tentu. Sekarang ada internet.

Yang masih jadi kendala dalam penggunaan internet, adalah tarif.  Jika dihitung secara kasar, memang sebenarnya internet lebih murah. Jika 1000 karakter SMS dipatok tarif Rp 50. Maka dengan internet, rata-rata hanya dipatok tarif Rp 1 saja untuk setiap KB. Jadi Rp 1 sudah cukup untuk mengirim pesan 1000 karakter (1 KB) tersebut. Namun, jika dihitung dari segi utilitas, internet masih tergolong mahal, karena kegunaan internet selama ini memang tidak terlalu berfokus pada aktifitas kirim-terima pesan saja.

Di keseharian perkuliahan, saya merasakan sendiri betapa keberadaan internet sangat mustahil untuk dipisahkan. Dulu, kami biasa berkomunikasi dengan SMS dan telepon. Kemudian beberapa semester berlalu diikuti kemunculan zaman Facebook. Untung, handphone saya sudah berfitur Java, jadi Opera mini sudah cukup memuaskan untuk digunakan mengakses Facebook.

Sekarang, zaman itu berlalu seperti yang sebelumnya pernah terjadi. Ya, sekarang zamannya chatting. Mulai dari Whatsapp, Line, Kakao talk; semuanya sudah tak asing bagi saya. Namun, semenjak zaman ini muncul, saya mulai kawatir dengan masalah pengeluaran. Memang ada yang murah, tapi jangan ditanya lagi soal jangkauannya.

Ah, sudahlah, itu sudah berlalu. Sekarang saya pakai Axis. Murah, jangkauan luas. Saya nggak bohong.

Awalnya saya ragu, pengalaman lampau saya sempat mengatakan harga berbanding lurus dengan kualitas dan jangkauan. Tapi ternyata saya salah, jaringan Axis sekarang sudah semakin luas; tapi tarifnya tidak banyak berubah, tetap murah seperti yang dulu-dulu. Kenapa bisa demikian?

Ternyata inilah jawabannya yang dikutip dari Okezone.
PT XL Axiata Tbk (EXCL) merupakan sebuah perusahaan operator telekomunikasi hasil penggabungan dua perusahaan (merger) yakni XL dan Axis. Proses merger berhasil tercapai pada 19 Maret 2014 silam. Mantan CEO XL Axiata, Hasnul Suhaimi, merupakan salah satu tokoh yang mempunyai peran dalam proses merger tersebut. Dirinya mengungkapkan, sebenarnya kala itu XL sama sekali tidak berminat untuk mencaplok Axis.
"Waktu 2009 pemegang saham XL datang ke Indonesia, dia bilang eh dia jual Axis, XL kan waktu itu butuh frekuensi. Tapi setelah dihitung-hitung dikasih saja kami tidak mau, karena perusahaannya utangnya banyak. Akhirnya kami bilang tidak," kenangnya saat peluncuran buku 'Sukses Merger XL-Axis di Gedung PPM Management, Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Hasnul juga mendapatkan masukan dari salah satu karyawannya, bahwa sebagai perusahaan operator selular mereka harus terus mengikuti perkembangan teknologi. Pihaknya juga mulai sadar bahwa XL belum memiliki frekuensi 1.800 Mhz yang merupakan sumber daya untuk layanan data yang menggunakan teknologi 4G.
"Kami akhirnya melihat ke pasar, yang memiliki frekuensi tersebut di pasar paling Indosat, kan tidak mungkin diakuisisi. Akhirnya tinggallah Axis dan tiga," imbuhnya.
Akhirnya dengan didasari kebutuhan untuk terus berkembang, XL pun memutuskan untuk melakukan akuisisi Axis. Dengan merger tersebut akhirnya XL Axiata bisa mendapatkan frekuensi 1800 MHz yang akhirnya bisa memberikan layanan 4G.
"Saat itu saya bilang oke kalau tidak ada 4G kita tidak akan sukses. Karena percuma jika kami sukses kala itu tapi di masa depan kami tertinggal," pungkasnya.

Nah, itulah sedikit cerita tentang Axis dan XL. Memang sebelumnya informasi ini belum banyak diekspos ke media. Tapi setelah ini kita tahu, bahwa perkembangan Axis ternyata penuh dengan lika-liku di balik layar. Begitu pula XL, ternyata fitur 4G yang telah diberikan merupakan buah dari kerjasamanya dengan Axis.

Load disqus comments

0 comments